KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah yang telah
banyak memberikan nikmat dan berkat kepada penulis, sehingga penulis mampu
menyelasaikan makalah Keanekaragaman Hayati ini sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu syarat
penilaian mata kuliah Keanekaragaman Hayati. Penyusunan makalah ini
tidak berniat untuk mengubah materi yang sudah tersusun, namun hanya lebih
melakukan pendekatan pada beberapa materi yang sama dari berbagai referensi
yang dibuat sehingga diharapakan mampu memberi tambahan yang bermanfaat.
Sebagai manusia, tentu
penulis tidak pernah lepas dari kesalahan. Begitu pula dalam penyusunan makalah
ini yang memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas segala
kekurangan yang ada pada makalah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada dosen pembimbing mata kuliah Agroklimatologi yang telah membimbing
penulis dalam penyusunan makalah ini
Pekanbaru,
11 Januari 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Di dunia terdapat tidak kurang dari 500 juta macam organism.
Organism tersebut memilik ciri-ciri yang beraneka ragam. Begitu beragamnya
organism ini sehingga diperlukan suatu system untuk mengenal dan
mempelajarinya. Beberapa ahli biologi mencoba menciptakan suatu system
untuk mengenal dan mempelajarinya. Beberapa ahli biologi mencoba
menciptakan suatu system untuk mempermudah mengenal dan mempelajari
organism melalui suatu cara pengklasifikasian.Pengklasifikasian merupakan
proses pengelompokan berdasarkan ciri tertentu.
Organisme yang mempunyai ciri-ciri yang sama dikumpulkan
sebagai satu kelompok. Ciri-cirikelompok telah mewakili sifat-sifat individu.
Sebagai contoh, kambing, sapi, dan kerbau merupakankelompok hewan memamah biak
(ruminansia).
Dengan meningkatnya peradaban manusia, terutama pengetahuan
tentang manfaat makhluk hidupsebagai obat dan bahan pangan, maka keperluan akan
nama makhluk hidup semakin besar. Maka mulai diperlukan suatu penggolongan atau
klasifikasi makhluk hidup berdasarkan pemikiran yang rasional. Misalnya
penggolongan berdasarkan persamaan ciri, cara hidup, tempat hidup, daerah
penyebaran, dansebagainya. Ilmu yang mempelajari klasifikasi makhluk hidup
disebut taksonomi.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhu tugas mata kuliah keanekaragaman hayati (Kehati) yang
diasuh oleh Bapak Gunawan Tabrrani, Ir, MP.
BAB II
ISI
2.1
Cara
Klasifikasi Dan Tata Nama Keanekaragman
2.1.1 Tingkat
Taksonomi
Kata taksonomi diambil dari bahasa Yunani tassein
yang berarti untuk mengelompokkan
dan nomos yang berarti aturan.
Taksonomi dapat diartikan sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki
(tingkatan) tertentu. Dimana tingkatan ini disusun oleh kelompok (takson) yang
paling umum sampai kepada kelompok yang paling
khusus. Taksa (takson) telah
distandarisasi di seluruh dunia berdasarkan International Code of Botanical Nomenclature
dan International Committee on Zoological Nomenclature. Urutan takson antara
lain :
- Regnum/Kingdom (Dunia/Kerajaan)
- Divisio/Phyllum (Tumbuhan/Hewan)
- Classis (Kelas)
- Ordo (Bangsa)
- Familia (Suku)
- Genus (Marga)
- Species (Jenis)
1.
Kingdom
Kingdom merupakan tingkatan takson
tertinggi makhluk hidup. Kebanyakan ahli Biologi sependapat bahwa makhluk hidup
di dunia ni dikelompokkan menjadi 5 kingdom yang diusulkan oleh Robert
Whittaker pada tahun 1969. Kelima kingdom tersebut antara lain : Monera, Proista,
Fungi, Plantae, dan Animalia
2.
Filum/
Divisio (Keluarga Besar)
Nama filum digunakan pada dunia
hewan, dan nama division digunakan pada tumbuhan. Filum atau division terdiri
atas organism-organisme yang memiliki satu atau dua persamaan ciri. Nama filum
tidak memiliki akhiran yang khas sedangkan nama division umumnya memiliki
akhiran khas, antara lain phyta dan
mycota.
3.
Kelas
(Clasis)
Kelompok takson yang satu tingkat
lebih rendah dari filum atau divisio
4.
Ordo
(Bangsa)
Setiap kelas terdiri dari beberapa
ordo. Pada dunia tumbuhan, nama ordo umumnya diberi akhiran ales.
5.
Famili
Family merupakan tingkatan takson di
bawah ordo. Nama family tumbuhan biasanya diberi akhiran aceae, sedangkan untuk
hewan biasanya diberi nama ideal.
6.
Genus
(Marga)
Genus adalah takson yang lebih
rendah dariada family. Nama genus terdiri atas satu kata, huruf pertama ditulis
dengan huruf capital, dan seluruh huruf dalam kata itu ditulis dengan huruf
miring atau dibedakan dari huruf lainnya.
7.
Specie
(Jenis)
Species adalah suatu kelompok
organism yang dapat melakukan perkawinan antar sesamanya untuk menghasilkan
keturunan yang fertile (subur)
contoh:
2.1.2 Tata
Nama
Banyak makhluk hidup mempunyai nama
local. Nama ini bisa berbeda antara satu daerah dan daerah lainnya. Untuk
memudahkan komunikasi, makhluk hidup diberikan nama ilmiah digunakan yang menggunakan bahasa latin/yang
dilatinkan. Selain
itu, penamaan tersebut bertujuan untuk:
1. Membedakan
antara satu kelompok dengan kelompok yang lain
2. Menyusun
hubungan kekerabatan antarkelompok
3. Memudahkan
dalam mengenal ciri-ciri kelompok
4. Menunjukkan
tingkatan takson dalam taksonomi
2.1.3 Cara
Pemberian Nama Jenis
Berdasarkan kesepakatan internasional cara pemberian nama jenis digunakanlah metode binomial nomenclature. Metode binominal nomenclature, merupakan
metode yang sangat penting dalam pemberian nama dan klasifikasi makhluk hidup. Metode binominal nomenclature disebut
tata nama ganda karena pemberian nama jenis makhluk hidup selalu menggunakan
dua kata (nama genus dan species).
Aturan pemberian nama jenis adalah sebagai berikut :
1.
Nama
species terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan nama genus, sedangkan
kata kedua merupakan penunjuk jenis (epitheton specificum)
2.
Huruf
pertama nama genus ditulis huruf capital, sedangkan huruf pertama penunjuk
jenis digunakan huruf kecil
3.
Nama
species menggunakan bahasa latin atau yang dilatinkan
4.
Nama
species harus ditulis berbeda dengan huruf-huruf lainnya (bisa miring, garis
bawah, atau lainnya)
5.
Jika
nama species tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan
berikutnya harus digabung atau diberi tanda penghubung.
6.
Jika
nama species hewan terdiri atas tiga kata, nama tersebut bukan nama species,
melainkan nama subspecies (anak jenis), yaitu nama takson di bawah species
7.
Nama
species juga mencantumkan inisial pemberi nama tersebut, misalnya jagung (Zea
Mays L.). huruf L tersebut merupakan inisial Linnaeus.
2.1.4 Cara
Pemberian Nama Kelas, Bangsa dan Famili
1.
Nama
kelas
Beberapa ordo yang memiliki persamaan ciri dimasukkan dalam
satu kelas. Ordo Carnivora bersama-sama ordo Rodentia (binatang pengerat,
misalnya tikus), ordo Chiroptera (bangsa kelelawar), ordo Primata (bangsa
kera), ordo Insectivora (bangsa trenggiling), memiliki ciri-ciri yang sama,
yaitu adalanya kelenjar susu dan menyusui anaknya, sehingga dimasukkan dalam
satu kelas, yaitu Mamalia
Nama
kelas adalah nama genus + nae. contoh: Equisetum + nae, menjadi kelas
Equisetinae.
2.
Nama
ordo
Ordo adalah tingkatan takson yang menghimpun beberapa
famili. Famili Canidae (kelompok anjing) bersama-sama dengan famili
Felidae (kelompok kucing) dan famili Ursidae (kelompok beruang) membentuk ordo
Carnivora (bangsa pemakan daging).
Nama ordo adalah nama genus + ales, contohnya zingiber + ales, menjadi ordo
Zingiberales.
3.
Nama famili
Famili adalah singkatan takson yang anggotanya terdiri dari
beberapa marga atau genus. Nama famili adalah
nama genus + aceae. contoh: Canna + aceae, menjadi famili Cannacea.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pemberian nama mahluk hidup yang baku sangat diperlukan untuk
memudahkan komunikasi, makhluk hidup diberikan nama ilmiah digunakan yang menggunakan bahasa latin/yang
dilatinkan. Selain
itu, penamaan tersebut bertujuan untuk, membedakan
antara satu kelompok dengan kelompok yang lain, menyusun hubungan kekerabatan antarkelompok, memudahkan
dalam mengenal ciri-ciri kelompok dan menunjukkan tingkatan takson dalam
taksonomi.
Berdasarkan kesepakatan
internasional cara pemberian nama jenis digunakanlah metode binomial nomenclature dimana pemberian
nama jenis makhluk hidup selalu menggunakan dua kata, yaitu nama genus dan
species.
3.2
Saran
Agar makalah ini lebih baik lagi
penulisannya dikemudian hari, maka diharapkan dosen yang memberikan penilaian
memberikan masukan atas kekurangan yang ada pada makalah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar